VIVAlife - Bulan madu bukan sekadar kegiatan menghambur-hamburkan uang. Pasangan melihatnya sebagai momentum untuk saling dekat dan berbagi kemesraan. Tapi seperti apakah efek bulan madu yang sebenarnya?
Ilmuwan dari New York University mengkaji bulan madu ini secara ilmiah. Mereka mengumpulkan 396 pasangan yang telah melewati pernikahan selama dua setengah tahun.
Para peneliti menemukan bahwa 14 persen pria pernah mengalami efek bulan madu. Di awal pernikahan, mereka merasa sangat puas dengan hubungan yang dijalani, walaupun euforia itu perlahan berkurang. Namun setelah 30 bulan, peserta mengaku bahagia dengan pernikahan mereka. Hal yang sama terjadi pada 10 persen wanita.
"Pria yang lebih agresif atau pasangan yang kurang puas dengan hubungan pranikahnya, lebih mungkin merasakan efek bulan madu, begitupun dengan wanita," jelas Ketua Peneliti Michael Lorber.
Dalam penelitian tersebut, Lorber menyimpulkan bulan madu bisa memprediksi ketahanan pernikahan. "Di saat hubungan memburuk, pasangan bisa kembali mengenang masa-masa bulan madu dan kembali berbaikan," terang Lorber, yang menambahkan bulan madu dapat memberikan sentuhan ringan pada keharmonisan hubungan.
Cara ini dianggap lebih efektif, daripada harus menunggu pernikahan memburuk dan melakukan terapi yang melelahkan. (ita) Sumber: Huffington Post
Original Post by: http://ift.tt/1pL0f1l
Source: http://ift.tt/1pL0f1l